Politicnews – BANTEN: Legislator Provinsi Banten dinilai gagal mengawal realisasi Perda Pesantren sebagaimana visi dan misi diawal saat pembahasan hingga pengesahan Perda Pesantren pada akhir tahun 2021. Hal ini disampaikan Pimpinan Pondok Pesantren Assalam Cipondoh, Kota Tangerang Kyai Sharul Siddiq disela persiapan acara menyambut Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2023 mendatang.
“Betul , Banten punya Perda Pesantren tapi yang disayangkan adalah realisasinya Perda itu belum berjalan secara maksimal. Dan saya lihat ini miskin monitor, kontrol dan evaluasi dari para legislator kita di Provinsi dan organisasi perangkat daerah (OPD). Fakta loh ya hari ini masih banyak pesantren dan santri belum merasakan betul manfaat dari Perda itu,” Kata Kyai Sharul Siddiq mempertanyakan kerja Para legislator di parlemen, Sabtu (6/10/2023) cipondoh, Kota tangerang, Banten.
Salah satu tupoksi atau tugas pokok dari legislator selain melahirkan produk perundangan juga melakukan fungsi monitoring Dan kontrol. “ini yang menjadi soal dari kerja-kerja dewan kita di parlemen. Sudah saat membuatnya tidak komunikasi kepada para ulama, lalu kemudian pasca disahkan tidak dikawal penerapannya, kan ngawur kerja dewan begitu,” tegas sosok kyai muda asal kelahiran betawi itu.
Dalam kesempatan yang sama, Kyai Syahrul juga mengajak masyarakat untuk jeli melihat, mana pondok pesantren yang merasakan betul manfaat dari adanya Perda Pesantren di Banten.
“Banten Punya catatan buruk soal kelola anggaran untuk pesantren, dikorupsi, ada rekayasa pesantren fiktif . Maka Hari ini saya ajak warga untuk ikut melakukan kontrol penerapan Perda Pesantren. Karena pesantren ini untuk kepentingan umat yang harus di suport keberadaannya,” kata kyai Syahrul Siddiq mengingatkan.
Terkait Pemilu 2024 yang kian mendekat kata Kyai Syahrul, masyarakat khususnya warga NU harus melakukan evaluasi kerja-kerja legislator yang dinilainya tidak mampu kerja apalagi membawa aspirasi pesantren dan para santri.
“Saya serukan agar jamaah , masyarakat yang punya hak pilih untuk evaluasi para dewan. Kalau jelas ada kerjanya, kita dukung. Iapi jika tidak konkrit , sudah tumbangkan, jangan dipilih lagi. Kita lahirkan figure baru yang bisa membawa nilai perjuangan santri ke parlemen,” tegas Kyai Syahrul yang kesehariannya sarungan itu.
Menyoal peran santri di era sekarang, Kyai syahrul melihat santri belum mendapatkan posisi strategis di Banten. Syahrul justru menilai santri masih diposisikan sebagai tukang do’a. “Bisa baca do’a itu mah keharusan buat santri, tapi apakah hanya itu kemampuannya santri? kan tidak. Santri hari ini sudah mengalami proses pembelajaran dan penempaan, hingga punya banyak keahlian termasuk menjadi pemimpin,” tukas murid dari Abuya Muhtadi Cidahu itu.
Hariri