JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong para finalis Puteri Otonomi Daerah 2021 menyukseskan konsep pemberdayaan desa melalui DEWA (Desa Wisata Agro), DEWI (Desa Wisata Industri), dan DEDI (Desa Digital). Slogan tinggal di desa, rezeki kota, bisnisnya mendunia, akan menjadi tren dalam menurunkan laju urbanisasi. Menjadi magnet yang akan menarik minat generasi muda untuk kembali ke desa, membangun daerahnya, dan mengoptimalkan berbagai potensi dan peluang.
“Sawah, gunung, laut, dan bentangan keindahan alam lainnya, bisa dimanfaatkan setiap desa untuk mengembangkan DEWA, DEWI, dan DEDI, sehingga akan memberikan efek luar biasa dalam menyerap tenaga kerja dan mendatangkan pemasukan bagi masyarakat sekitar pedesaan. Terlebih pemerintah telah mengalokasikan Dana Desa mencapai Rp 68 triliun dalam APBN 2022, yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan desa,” ujar Bamsoet usai menerima Finalis Puteri Otonomi Daerah 2021, di Jakarta, Kamis (21/10/21).
Para finalis yang hadir antara lain, Putri Otonomi Daerah Kabupaten Berau Kalimantan Timur Angela Putri Artita, Putri Otonomi Daerah Kabupaten Tanggamus Lampung Mega Diana Zamzam, Putri Otonomi Daerah Kabupaten Dharmasraya Sumatera barat Eliza Permatasari, Putri Otonomi Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan Jelita Gabriella, dan Putri Otonomi Daerah Kabupaten Bogor Jawa Barat Devi Purnamasari. Hadir pula Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, dan Direktur Eksekutif Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Sarman Simanjorang.
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, dari aspek kewilayahan, 74.961 desa di Indonesia melingkupi 91 persen wilayah seluruh Indonesia. Sedangkan dari aspek kependudukan terdapat sebanyak 43 persen penduduk Indonesia tinggal di desa. Namun persentase penduduk miskin di pedesaan masih sangat besar. Dari persentase penduduk miskin Indonesia yang mencapai 10,14 persen atau sebanyak 27,54 juta orang, persentase penduduk miskin di perkotaan hanya 7,89 persen. Sedangkan di pedesaan mencapai 13,10 persen.
“Kemiskinan ekstrem di Indonesia mencapai 4 persen atau mencakup 10,9 juta jiwa. Sekitar 7,3 juta jiwa warga miskin ekstrim tinggal di desa. Adanya pemberdayaan desa melalui DEWA, DEWI, dan DEDI, bisa menjadi solusi bagi pengentasan kemiskinan di pedesaan,” jelas Bamsoet.
Kepala Badan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, para finalis Puteri Otonomi Daerah 2021 juga bisa berkontribusi memberdayakan daerah dengan mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Mengingat berdasarkan laporan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Bumdes yang paling banyak berkontribusi untuk pembangunan desa dan penguatan ekonomi warga desa.
“Pada tahun 2021 sebanyak 45.233 Bumdes masih aktif dan telah mempekerjakan lebih dari 20 Juta orang dengan omzet Rp 4,6 triliun selama setahun terakhir. Keterlibatan para finalis Puteri Otonomi Daerah 2021 diharapkan bisa memberikan dampak yang dahsyat bagi Bumdes agar kedepannya menjadi lebih hebat lagi,” pungkas Bamsoet. (*)
Jurnalis Independent Politic News