PoliticNews.ID – Ambon : Kebijakan pembelajaran secara daring atau online berimbas pada semakin menurunnya kualitas, baik kualitas matapelajaran (mapel, red) itu sendiri, maupun kualitas serapan siswa terhadap matapelajaran.
Menyikapi hal demikian, pihak SMK Muhammadiyah Ambon mengambil langkah bijak, akan menggelar pembelajaran secara tatap muka bagi siswa pada mapel-mapel produktif atau kompetensi.
Sitti Hajar Tukan: “Sesuai dengan yang kita lihat hari ini, mudah-mudah-an proses pembelajaran kedepan ini, baiknya tatap muka secara langsung, sehingga kompetensi yang kita harapkan pada anak-anak khususnya di SMK itu bisa betul-betul mendapatkan yang lebih baik.”
Terkait dengan adanya kekurangan siswa dari kesiapan alat pendukung belajar yakni smartphone, Siti Hajar Tukan, saat ditemui MoJoDesa menyatakan telah mengarahkan siswa untuk ke sekolah, agar bisa mengikuti pelajaran di kelas.
“Memang kalau dipikir bahwa satu tahun kemarin itu sudah uji coba bagi kami, kualitas pendidikan menurun. Sehingga kami harapkan bahwa di tahun ini, apapun itu, mapel kompetensi atau produktif itu, kami ambil langkah tatap muka, walaupun itu secara terbatas, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” lanjut Tukan.
Dalam memacu kompetensi siswa, SMK Muhammadiyah Ambon telah melakukan proses assessment atau penilaian yang digelar selama 2 hari pada tanggal 2 dan 3 September lalu.
Proses assessment itu sendiri menggunakan server, dimana masing-masing siswa di ruangan multimedia dengan komputernya, terhubung secara online ke pusat.
Sesuai petunjuk teknis, 1 ruangan multimedia diisi oleh 15 sampai dengan 30 siswa, dimana proses assessment itu diberikan terhadap siswa di kelas 10 dan kelas 11.
Pemilihan siswa yang berhak mengisi program assessment dilakukan secara acak oleh pusat, dimana pada kelas 11 terpilih 50 orang dari jumlah siswa 160. Hal yang sama berlaku juga terhadap siswa kelas 10, yang terpilih 50 dari 200an siswa.
Sementara siswa yang belum berkesempatan mengikuti program assessment, akan diikutsertakan pada jadwal assessment berikutnya..
Siti Hajar Tukan: “Kemudian juga ada orang tua yang bertanya, Buk kenapa anak kita tidak ikut dalam assessment? Lalu saya sampaikan, Pak, Buk, mohon maaf! Mewakili pimpinan atau operator yang ada, memang nama benar-benar seleksi dari pusat. Bukan diatur Muhammadiyah, tapi pusat secara nasional.”
Lebih lanjut Tukan mengatakan, proses pembelajaran untuk mapel umum, dilakukan pembelajaran secara online. Untuk mapel kompetensi, siswa diarahkan ke bengkel-bengkel sesuai dengan shift, dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Menurutnya mapel-mapel kompetensi, apapun itu tidak bisa dilakukan secara daring. Sehingga untuk mapel-mapel ini diarahkan ke sekolah, masuk di lab masing-masing, dan proses pembelajaran dilakukan tatap muka.
Dirinya juga mengimbau bagi siswa yang kesulitan belajar online karena tidak memiliki perangkat HP, bisa dimaksimalkan dengan 1 HP dipakai oleh 2 orang yang berdekatan domisili.
Sejauh ini SMK Muhammadiyah Ambon masih mengalami kekurangan alat praktikum. Demi melakukan proses assessment selama 2 hari kemarin, kelas akuntansi terpaksa diliburkan karena komputernya dipakai oleh para peserta assessment.
Dengan rombongan belajar berjumlah 18 kelas, SMK Muhammadiyah Ambon diisi tenaga pendidik dan kependidikan total 46 orang, melayani 454 siswa yang terbagi di 3 jenjang, kelas 10, 11 dan kelas 12.
“Apapun itu kendalanya, kami harapkan bahwa dukungan dari orang tua untuk mengarahkan anaknya untuk kembali ke sekolah walaupun secara online. Cukup setahun kemarin kami mengalami kendala, evaluasi kami, proses pendidikan selama masa pandemic itu menurun sekali drastis,” pungkas Sitti Hajar Tukan.*
Activity:
•Reporter •Advocate (Kandidat Notaris PPAT) •Konsultan Pendidikan El-Hikam Consultant Center (Overseas Education Link – ECC Indonesia) •Lecturer
Experience:
•Reporter & News Anchor TVRI •Medical Reps. Eisai Indonesia •HRD Metro Selular Nusantara
***
“Penghargaan paling tinggi bagi seorang pekerja keras bukanlah apa yang dia peroleh dari pekerjaan itu, tapi seberapa berkembang ia dengan kerja kerasnya itu.” –John Ruskin