OKP Cipayung Kota Ambon GmnI, GMKI, KAMMI dan PMKRI melakukan refleksi akhir tahun dengan menyerukan seruan damai di bumi maluku.
Refleksi ini berangkat dari situasi maluku yang saat ini mengalami badai konflik yang tak berujung semisal Ori-pelau dan kariu di pulau haruku juga Ohoi elat dan ohoi Bombai di kepulauan kei dan masih banyak lagi kejadian serupa di provinsi ini.
OKP Cipayung Kota Ambon mengajak seluruh masyarakat maluku khususnya kota ambon agar secara kolektif menebarkan sari-sari perdamaian di bumi maluku, selain itu di pandang perlu agar masyarakat maluku mengkonstruk kembali nilai-nilai kebudayaan sebagai fondasi dalam mempererat tali silahturahmi antara satu dengan yang lain.
Menurut ketua GmnI Cabang Ambon ‘Adi S. Tebwaiyanan’, Slogan-slogan kebudayaan yang sudah di titipkan para leluhur untuk kita saat ini perlu dilestarikan dalam setiap perilaku sosial seluruh masyarakat maluku, seperti halnya semboyan ale rasa beta rasa, potong di kuku rasa di daging. Setiap daerah di Maluku memiliki Wisdom Local yang sangat luar biasa tinggal kita sebagai generasi penerus pandai untuk memanfaatkannya dengan bijaksana, misalnya di Kepulauan Kei ada Hukum lavur ngabal dan Ain ni ain, Seram Timur dengan Filidan, MBD dengan Kalwedo dan Nara dan masih banyak lagi.
Pembacaan Do’a oleh Pemuka Agama: Pastor, Ustadz, dan Pendeta.
Selain mengajak masyarakat perihal menjaga perdamaian OKP Cipayung Kota Ambon juga menyampaikan pernyataan sikap kepada pemerintah Provinsi Maluku.
OKP Cipayung Kota Ambon merasa bahwa Sebagai bagian dari civil society dan sekaligus mitra kritis pemerintah, maka dalam rangka menyikapi persoalan konflik agraria yang terjadi di Maluku dalam hal ini : Pertama, konflik yang terjadi di Pulau Haruku antara Ori-Pelauw dan Kariuw, serta konflik yang terjadi di kepulauan Kei antara Bombai-Ngurudu dengan desa Elat. Maka dengan ini, OKP Cipayung Kota Ambon memandang perlu untuk menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut :
- OKP Cipayung Kota Ambon menolak segala bentuk konflik dan kekerasan dalam bentuk
apapun, karena tidak sesuai dengan pri-kemanusiaan dan nilai-nilai Pancasila. - OKP Cipayung Kota Ambon mengharapkan kepada masyarakat Maluku dan terkhususnya masyarakat Kota Ambon, untuk tidak terprovokasi dengan oknum-oknum tertentu yang dengan sengaja memframing persoalan konflik agraria menjadi konflik bernuansa SARA.
- OKP Cipayung Kota Ambon menghimbau kepada seluruh masyarakat Maluku untuk tetap menjaga budaya hidup orang basudara, yang harmonis dan damai.
- OKP Cipayung Kota Ambon mengecam keras sikap Gubernur Maluku yang hingga saat ini tidak perduli dengan persoalan masyarakat Maluku dan diam seribu bahasa dalam menyikapi persoalan konflik agrarian di Provinsi Maluku.
- OKP Cipayung Kota Ambon meminta kepada Pemerintah Provinsi Maluku untuk segera menyelesaikan persoalan konflik agraria terutama persoalan yang terjadi antara masyarakat Kariuw dan Ory-Pelauw dengan menjunjung tinggi asas keadilan masyarakat berbasis adat dan budaya.