Home / Rilis

Selasa, 2 November 2021 - 17:58 WIB

Presiden Jokowi Berpidato Di KTT COP26

Ollie Wijaya - Penulis

GLASGOW : Perubahan iklim adalah ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global. Solidaritas, kemitraan, kerja sama, kolaborasi global merupakan kunci.

Saat berbicara pada KTT Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim atau COP26, Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa dengan potensi alam yang begitu besar, Indonesia terus berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim.

“Laju deforestasi turun signifikan, terendah dalam 20 tahun terakhir. Kebakaran hutan turun 82 persen pada 2020,” ujar Presiden Jokowi di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia, Senin, 1 November 2021.

Tak hanya itu, Indonesia juga telah memulai rehabilitasi hutan mangrove seluas 600.000 hektare sampai 2024, terluas di dunia. Indonesia juga telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis antara 2010-2019.

Baca Juga :  Ketua MPR RI Bamsoet Terima Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana

“Sektor yang semula menyumbang 60 persen emisi Indonesia, akan mencapai carbon net sink selambatnya tahun 2030,” imbuhnya.

Di sektor energi, Indonesia juga terus melangkah maju dengan pengembangan ekosistem mobil listrik dan pembangunan pembangkit tenaga surya terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, Indonesia juga memanfaatkan energi baru terbarukan, termasuk biofuel, serta pengembangan industri berbasis energi bersih, termasuk pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara.

Presiden memastikan bahwa Indonesia akan terus memobilisasi pembiayaan iklim dan pembiayaan inovatif seperti pembiyaan campuran, obligasi hijau, dan sukuk hijau. Menurut Presiden Jokowi, penyediaan pendanaan iklim dengan mitra negara maju, merupakan game changer dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di negara-negara berkembang.

Baca Juga :  Dicela PDIP, Seknas Makin Semangat Dukung Ganjar

Selain itu, Presiden melanjutkan, carbon market dan carbon price harus menjadi bagian dari upaya penanganan isu perubahan iklim. Ekosistem ekonomi karbon yang transparan dan berintegritas, inklusif dan adil harus diciptakan.

Sebagai penutup, di KTT ini atas nama Forum Negara Kepulauan dan Pulau Kecil (AIS), Presiden Jokowi menyebut bahwa Indonesia merasa terhormat dapat menyirkulasikan pernyataan bersama para Pemimpin AIS Forum.

Follow WhatsApp Channel politicnews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 5 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Eksekutif

AZIS KHAFIA : MEMBETAWIKAN INDONESIA

Rilis

Meski Hari Libur, Relawan Prokes Merauke Tetap Jalankan Aktivitas Distribusikan Masker ke Masyarakat

Rilis

Kampanye Akbar Partai Golkar Caleg DPRD Lubuklinggau dan Provinsi Sumsel Berlangsung SemarakĀ 

Rilis

Kegiatan Sosial Calon Kepala Desa Taja Raya 1, Edi Praza Gelar Sunatan Massal Dan Yasinan Bersama.

Rilis

Panglima TNI Meminta KSAD Lepas Presiden, Pertimbangan Senioritas

Legislator

Di Hadapan Wartawan Parlemen, Ketua MPR RI Bamsoet Dukung Pemisahan Direktorat Jenderal Pajak dengan Kementerian Keuangan

Legislator

Peringatan Hari Konstitusi dan HUT ke-78 MPR RI, Bamsoet Ajak Elemen Bangsa Perkuat Agenda Kebangsaan

Rilis

Sultan Paser XVIII Foundation Angkat dan Undang Investor dengan Konsep Pengawalan Nusantara City dalam Program IKN