Oleh : Patriot Rieldo Perdana, Rajo Nan Sati ( Aktivis Muda / Ketua Patriot Desa Sumatera Barat )
Sejak dahulu, Minangkabau terkenal akan kekayaan falsafah hidupnya. Ini tercermin dalam kehidupan bermasyarakat sehari – hari. Orang Minang meyakini bahwa dalam menjalani hidup ada guidance yang harus dianut. Inilah bentuk dari kearifan lokal yang berlaku ditengah – tengah orang Minang.
Kepemimpinan di Minang
Begitu pula dalam hal kepemimpinan, orang Minang memiliki kriteria untuk dapat menjadi atau dijadikan sebagai seorang pemimpin. Pertama, harus cakap dan memiliki kapabilitas untuk memimpin. Artinya, untuk dapat menjadi pemimpin haruslah orang yang memiliki pengetahuan serta menguasai bidang yang akan ia pimpin. Tentunya, seorang pemimpin haruslah berproses dari bawah sehingga pengalamannya dapat menjadi modal utama dalam menjalankan kepemimpinan.
Kedua, seorang pemimpin haruslah adil dalam menegakkan kebenaran serta selalu jujur dalam melangkah dan berucap. Ini tercermin dalam petatah – petitih berikut,
Manimbang samo barek
Maukua samo panjang
Mambilai samo laweh
Baragiah samo banyakTibo di mato indak dipiciangkan
Tibo di paruik indak dikampihkan
Tibo di dado indak dibusuangkan
Bajalan di nan luruih
Bakato di nan bana
Bahukum adia manimbangMenimbang sama berat
Mengukur sama panjang
Membelah sama besar/luas
Baragiah sama banyakTiba di mata tidak dipicingkan
Tiba di perut tidak dikempiskan
Tiba di dada tidak dibusungkan
Berjalan di jalan yang lurus
Berkata yang benar
Berhukum adil dalam menimbang
Selanjutnya, seorang pemimpin haruslah istiqomah atau dalam pendirian serta kebenaran yang dicerminkan dalam petatah – petitih berikut,
Ka lauik indak bariak
Ka rimbo indak barangin
Walau dibujuak ameh jo perak
Indak bakucak lahia jo batin
Namun niek dalam hati
Satapak bapantang suruik
Nan bana tatap dipasuntiangKe laut tidak beriak
Ke rimba tidak berangin
Walau dibujuk emas dan perak
Tidak tergoyah lahir dan batin
Namun niat dalam hati
Setapak berpantang surut
Yang benar tetap dipersunting
Terakhir, seorang pemimpin harus mampu berpikir visioner. Pemimpin harus mampu berpikir jangka panjang, untuk itu ia haruslah memiliki pemikiran yang kritis dan perhitungan yang matang seperti bunyi petatah – petitih berikut,
Himaik pangka kayo
Rajin pangka pandai
Ingek-ingek sabalun kanai
Bakulimek sabalun habih
Maminteh sabalun hanyuikHemat pangkal kaya
Rajin pangkai pandai
Ingat – ingat sebelum kena
Berhemat sebelum habis
Memintas sebelum hanyut
Itulah beberapa kriteria kepemimpinan yang berlaku dilingkungan orang Minang.
Umumnya, kepemimpinan ditengah – tengah orang Minang disimbolkan dengan Ninik Mamak. Seorang Ninik Mamak adalah orang yang dituakan dan dijadikan pemimpin baik itu di persukuannya atau di kampungnya yang “didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting” serta tempat untuk bertanya, meminta nasehat, serta memutuskan perkara – perkara sesuai dengan norma adat yang berlaku. Inilah mengapa seorang Ninik Mamak dituntut harus memenuhi kriteria tersebut agar dapat memimpin lingkungannya secara arif dan bijaksana.
Peran Anak Muda
Selain Ninik Mamak, anak muda atau yang dikenal dengan istilah “Rang Mudo” juga memiliki peran dalam menjaga lingkungan masyarakat Minang.
Rang Mudo memiliki kedudukan yang kuat di Minang. Ini disimbolkan dengan istilah “Paga Nagari” yang berarti anak muda memiliki kewajiban untuk menjaga lingkungannya dari keburukan – keburukan yang merusak kampung. Rang Mudo disimbolkan sebagai orang yang “cadiak pandai pembimbiang dunia, nan capek kaki ringan tangan, ancang – ancang dalam nagari“. Artinya, anak muda dijadikan harapan masyarakat untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan di masa depan.
Untuk itu, Rang Mudo yang diidentikkan juga sebagai orang terpelajar atau “Cadiak Pandai” dituntut untuk peduli menjaga dan merawat lingkungannya bersama Niniak Mamak serta Alim Ulama. Ini tertuang dalam petatah – petitih berikut,
Rancak nagari dek panghulu
Rancak tapian dek rang mudo
Rancak musajik dek tuangkuBagusnya negeri karena penghulu/pemimpin
Bagusnya tepian karena anak muda
Bagusnya mesjid karena ulama
Melihat Prabowo – Gibran dari Sudut Pandang Falsafah Minang
Dari pemaparan diatas dan hubungannya dengan kontestasi pilpres 2024, maka dapat disimpulkan bahwa pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka adalah perwujudan kolaborasi antara Ninik Mamak dan Rang Mudo.
Prabowo Subianto sebagai salah satu tokoh pemimpin bangsa hari ini disimbolkan sebagai seorang Ninik Mamak yang telah mengecap asam garam kehidupan. Sosok Prabowo juga memenuhi kriteria untuk menjadi seorang pemimpin seperti yang dijelaskan diatas. Kenegarawanan yang ditunjukkan oleh Prabowo sangat cocok dengan falsafah kepemimpinan yang dianut oleh orang Minang. Oleh karena itu, Prabowo sangat pantas untuk memimpin negara & bangsa ini.
Begitu pula, dengan Gibran yang merupakan representasi anak muda. Sosok Gibran merupakan simbol Rang Mudo yang mendampingi Ninik Mamak dalam memajukan nagari. Dengan usia yang masih muda, Gibran diibaratkan sebagai Paga Nagari yang membantu Prabowo untuk menjaga kedaulatan negara dan bangsa.
Kolaborasi Prabowo – Gibran adalah sebuah bentuk saling bergandengnya antara senior dan anak mudo dalam melanjutkan kepemimpinan di negeri ini. Pasangan Prabowo – Gibran seolah menghadirkan kearifan dan kebijaksanaan dari sosok Prabowo serta cerdik pandai, ulet, dan tangkas dari sosok Gibran seperti petatah – petitik berikut,
Rancak kampuang dek nan tuo
Rami kampuang dek nan mudoBagusnya kampung karena yang tua
Ramainya kampung karena yang muda
Perpaduan kedua tokoh ini diharapkan mampu membawa Indonesia menjadi negara yang adil, makmur, berdaulat, serta sejahtera di masa yang akan datang. Wallahu A’lam bis Shawab.