Home / Legislator / Rilis

Jumat, 25 Agustus 2023 - 18:22 WIB

Podcast Dengan Mantan Ketua KPK Abraham Samad, Ketua MPR RI Bamsoet Ajak Tolak Sistem Demokrasi Transaksional

KM - Penulis

JAKARTA– Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai sistem demokrasi pemilihan langsung yang digunakan dalam pemilihan kepala daerah ataupun Pemilu melahirkan demokrasi ‘transaksional’ di kalangan masyarakat. Tidak aneh bila kemudian di masyarakat dalam memilih kepala daerah ataupun anggota legislatif dikenal adanya istilah ‘NPWP’, atau nomor piro wani piro (nomor berapa berani berapa).

“Patut disayangkan maraknya sistem demokrasi transaksional yang terjadi di masyarakat dalam setiap gelaran Pilkada atau Pileg. Lahirnya demokrasi transaksional ini akan mengikis idealisme dan komitmen politik para calon anggota legislatif dalam memperjuangkan aspirasi rakyat ketika terpilih nanti,” ujar Bamsoet saat menjadi narasumber Podcast Mantan Ketua KPK ‘Abraham Samad Spek Up’, di Jakarta, Jumat (25/8/23).

Baca Juga :  Disebut KH Miftahul Akhyar Jadi Calon Ketua PWNU Kalbar, Syarif: Jika Ini Takdir Allah Saya akan Berkhidmat

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, penerapan sistem demokrasi langsung berpotensi menyebabkan persaingan para calon kepala daerah atau anggota legislatif didominasi kekuatan finansial. Pemilih tidak lagi mengutamakan kualitas dan kapabilitas para calon sebagai pertimbangan mereka dalam menggunakan hak pilih.

“Sebelum memilih, bisa jadi para pemilih tidak memperhatikan bagaimana kualitas dan kapabilitas para calon. Tetapi justru sibuk menerima serta menghitung uang yang didapat dari para calon,” kata Bamsoet.

Dosen Tetap Pascasarjana Program Doktoral Fakultas Hukum Universitas Borobudur ini menambahkan, selama penyelenggaraan tiga kali pemilu dengan sistem terbuka serta Pilkada langsung, keberadaan politik transaksional luar biasa. Para calon kepala daerah dan anggota legislatif harus mengeluarkan uang hingga miliaran rupiah agar dapat terpilih.

Baca Juga :  Beri Kuliah Umum, Bamsoet Ingatkan Pentingnya Belajar dari Sejarah

“Untuk mengurangi sistem demokrasi transaksional masyarakat harus cerdas dalam menentukan sikap politik. Jangan mau menerima uang Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu dari para kontestan politik. Karena setelah itu bisa jadi ketika terpilih para calon akan mudah meninggalkan konstituennya. Pilihlah caleg, capres, cagub, cabup dan cawalkot sesuai hati nurani. Dengan mempertimbangkan rekam jejak, kapabilitas, dan profesionalitas. Jangan memilih hanya berdasarkan nominal rupiah,” pungkas Bamsoet. (*)

Follow WhatsApp Channel politicnews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 54 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Opini

Sang Visioner “ The Hidden Figur Dan Srikandi Pemberdayaan” Menuju Palembang Baru

Eksekutif

Komunitas Gerak Cegah Stunting

Legislator

Ketua MPR RI Bamsoet Pastikan Sidang Tahunan MPR Tahun 2024 Siap Digelar Besok

Rilis

Garuda Indonesia Tawarkan Potongan Harga Tiket Penerbangan

Eksekutif

Gubernur Mahyeldi Tegaskan Komitmen Pemprov Sumbar dalam Pelayanan Kesehatan Anak Terpadu di Hadapan Peserta PI TIKA XII

Eksekutif

Asisten III Andri Yulika Berulang Tahun ke-51, Gubernur Mahyeldi dan Wagub Audy Bawa Langsung Kejutan Kue Ulang Tahun

Rilis

PNS & TNI-Polri Pindah Ke Ibu Kota Baru

Rilis

Harjanto Halim Lantik Willie Salim Jadi Chief Happiness Officer Marimas