ENTANG SASTRAATMADJA
Lewat pesan yang diunduh melalui Istagram nya, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, mengaku bangga atas terpilihnya menjadi Ketua G-20 Bidang Pertanian di Italia. Hal ini benar-benar sebuah kebanggaan besar Indonesia terpilih menjadi ketua G-20 di bidang pertanian. Penobatan ini dilakukan dalam Agriculture Ministerial Meeting G-20 yang diadakan di Florencia Italia. Sebuah forum pertemuan menteri pertanian dari negara anggota G-20.
Pertemuan tersebut merupakan side event pendahuluan dari Agriculture Ministerial Meeting G20 Italia yang dihadiri oleh Menteri Pertanian anggota G 20 dan akan berlangsung dari tanggal 17-18 September 2021 di tempat yang sama. Indonesia saat ini juga konsisten untuk terus mendorong sistem pangan dunia yang berkelanjutan, inklusif, dan tangguh. Terlebih, saat ini dunia telah mengalami masa krisis ekonomi akibat dampak negatif dari Covid-19.
Akibat nya sangat beralasan bila forum ini mengajak negara G20 meningkatkan peran sektor pertanian berkelanjutan dalam pencapaian Sustainable Development Goals terutama untuk Afrika yang masih menghadapi krisis pangan dan kelaparan. Dukungan untuk kawasan Afrika melalui peningkatan kapasitas dan kapabilitas petani dalam meningkatkan produksi pertanian dapat menciptakan ketahanan pangan global.
Untuk iti, negara G20 harus memegang peran penting dalam membangun lingkungan global yang kondusif untuk mendorong investasi di sektor pertanian serta memastikan perdagangan pangan dan pertanian yang adil dan lancar, khususnya untuk mendukung Afrika dalam pencapaian target SDG 2030 terutama tujuan dua yaitu penghapusan kelaparan.
Sebagaimana diketahui G 20 dibentuk tahun 1999 dengan tujuan untuk mendiskusikan kebijakan-kebijakan dalam rangka mewujudkan stabilitas keuangan internasional. Kelompok Duapuluh atau G20 adalah kelompok yang terdiri 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Secara resmi G20 dinamakan The Group of Twenty Finance Ministers and Central Bank Governors atau Kelompok Duapuluh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral.
Indonesia menjadi anggota G20 sejak forum internasional tersebut dibentuk pada tahun 1999. Pada saat itu, Indonesia ada dalam tahap pemulihan setelah krisis ekonomi 1997 – 1998 dan dinilai sebagai emerging economy yang mempunyai ukuran dan potensi ekonomi sangat besar di kawasan Asia. Indonesua juga mendorong G 20 mensinkronkan kebijakan dan instrumen ekonomi untuk mencegah resesi ekonomi global, serta memperkuat jaring pengaman sosial terutama bagi UMKM dan kelompok masyarakat rentan, mendukung regionak dan global financial safety net.
Menjadi Ketua G 20 Bidang Pertanian, tentu bukan sekedar duduk manis. Namun yang lebih dimintakan adalah sampai sejauh Ketua mampu melahirkan ide-ide segar dan original terkait dengan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan guna menjawab persoalan yang kini tengah para anggota G 20 hadapi. Apakah itu yang berkaitan dengan pencapaian SDGs yang salah satu tujuan nya membebaskan kelaparan atau pun dalam mencari solusi cerdas atas sergapan pandemi covid 19. Peringatan FAO akan ada nya krisis pangan paska pandemi, ada baik nya dijadikan prioritas dalam mengantisipasi hal-hal yang bakal terjadi di kemudian hari.
Dinobatkan Indonesia sebagai Ketua G 20 bidang pertanian, tentu bukan hanya sekedar asal tunjuk. Bukan pula terkait dengan soal jatah-jatahan. Para anggota G 20, pasti memiliki harapan atas dipilih nya bangsa kita. Berbagai kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan pertanian yang kita skenariokan, tentu telah mereka kenali. Catatan kritis nya adalah apakah Gerakan Besar Pembangunan Pertanian dan Pangan yang kita rumuskan selama ini akan memberi perbaikan dan perubahan secara signifikan, bila dikembangkan di negara-negara anggota G 20, khusus nya mereka yang selama ini memiliki potensi dan kapasitas sumber daya pertanian yang cukup unggul ?
Sebelum bergabung di G 20, warga dunia sempat merasa kagum atas kemampuan bangsa kita dalam meraih Swasembada Beras. Proklamasi nya yang secara khusus di gelar lewat Sidang FAO di Roma, Itali membuat kenangan tersendiri bagi segenap warga dunia. Mereka umum nya tidak percaya atas prestasi yang diraih bangsa ini. Bayangkan, dari bangsa yang selama ini dikenali sebagai salah satu importir beras yang cukup besar di dunia, ternyata dalam kurun waktu yang tidak terlampau lama, mampu berswasembada beras. Keberhasilan semacam ini, pasti akan menjadi kenangan tersendiri bagi para anggota FAO itu sendiri.
Pertanyaan nya sekarang adalah apakah pengakaman 37 tahun lalu ini akan dapat ditularkan kepada para anggota G 20 ? Apakah Indonesia memiliki pemikiran besar yang mampu menorehkan kembali catatan sejarah pembangunan pertanian dan pangan di tingkat dunia ? Inilah sebetul nya berbagai persoalan yang cukup menggelitik untuk dijadikan perbincangan setelah Syahrul Yasir Limpo dikukuhkan menjadi Ketua G 20 bidang pertanian. Namun begitu, kita jangan melupakan, penobatan itu, sebaik nya dicermati dari dua kata yang saling terkait yakni KEHORMATAN dan TANGGUNGJAWAB.
Hal ini perlu dihayati karena kehormatan dan tanggungjawab adalah dua kata yang penuh dengan makna. Kehormatan adalah sesuatu yang telah mempribadi pada seseorang yang senantiasa akan dinampakkan ketika berbincang/ berkomunikasi dengan orang lain.
Seseorang yang berkepribadian baik akan mendapat perlakuan yang wajar dari keluarga dan masyarakat. Sedangkan tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja.
Dalam manajemen pembangunan, baik yang digarap di tingkat lokal, regional, nasional nau pun internasional, posisi dan kinerja Ketua senantiasa akan menentukan sampai sejauh mana organisasi tersebut mampu meraih tujuan nya. Ditetapkan nya Indonesia sebagai Jetua G 20 bidang pertanian, juga tidak terlepas dari semangat senacam itu. Itu sebab nya menjadi sangat keliru bila kita tidak segera berkiprah untuk mulai menerapkan segudang teori dan seabreg pengalaman yang dimiliki untuk kemudian dibewarakan dan dibincangkan secara intensif dengan para anggota G 20 itu sendiri.
Salah satu semangat dibentuk nya G 20 adalah membangun kebersamaan antar negara dan bangsa di dunia yang memiliki cita-cita untuk membangun jejaring saling menguntungkan bagi para anggota nya. Jejaring yang perlu dikembangkan, tentu bukan hanya yang berkaitan dengan “mindset”, namun juga akan berkaitan dengan “kelembagaan” dan “keuangan”. Tiga hal inilah yang penting untuk dimatangkan dan dijadikan titik kuat dalam merajut kerja sama antar bangsa yang semakin egaliter dan berkualitas.
Pandemi Covid 19 yang tidak diketahui dengan pasti kapan bakal berakhir, menjadi alasan utama mengapa pembangunan pertanian pangan akan menghadapi tantangan yang cukup berat, dibandingkan dengan tidak ada nya bencana kemanusiaan ini. Ganas nya sergapan Virus Corona yang menelan jutaan korban manusia, bahkan memporak-porandakan tiang-tiang penyangga perekonomian suatu bangsa, tentu saja menuntut kecerdasan tersendiri, sekira nya kita berkehendak untuk membuat rumusan tentang arah dan program pembangunan pertanian dan pangan bagi kelangsungan G 20. Kesungguhan komitmen untuk digarap dengan konsisten, menjadi satu indikator penting yang perlu ditanam dalam relung hati yang paling dalam.
Ketua G 20 bidang pertanian, kini resmi dititipkan kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Amanah ini tentu harus dijawab lewat kerja keras dan karya nyata. Kita tidak boleh hanya sekedar berwacana yang terkadang seperti mengecat langit. Para anggota G 20, pasti menanti lahir nya terobosan cerdas dari Ketua dalam pembangunan pertanian dan pangan/gizi. Semua ini akan terjawab dengan baik, tatkala kita mampu mengimplementasikan ke tiga jejaring diatas secara berkualitas.
Selamat berjuang
PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT
Team Admin Politic News Indonesia