Home / Rilis

Kamis, 23 September 2021 - 00:21 WIB

Owen Jenkins: AUKUS Tidak Beri Australia Senjata Nuklir

Ali Akbar - Penulis

PoliticNews.ID – Padang Pariaman : Polemik kerja sama pertahanan Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AUKUS) terus bergulir. Kerja sama trilateral ini disebutkan tidak otomatis memberi peluang Australia memiliki senjata nuklir.

“Propeler kapal selam itu nantinya menggunakan kekuatan nuklir bukan kapal selam akan membawa senjata nuklir,” tegas Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins dalam kuliah tamu “Meet the Ambassador Series” yang digelar secara virtual, Rabu (22/9) petang. Kegiatan ini merupakan kerja sama Paramadina Graduate School of Diplomacy (PGSD) dan Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE).

Kuliah tamu ini bertajuk ‘Global Britain, Indo-Pacific and the Future of UK-Indonesia Strategic Relationship’. Dalam kegiatan ini, Kepala CIDE yang juga merupakan dosen PGSD, Dr. Anton Aliabbas bertindak sebagai moderator.

Kegiatan ini turut dihadiri Rektor Universitas Paramadina Prof Didik J Rachbini; Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. Fatchiah Kertamuda; Dekan Fakultas Falsafah dan Peradaban Tia Rahmania, MPsikolog; Direktur Paramadina Graduate School of Diplomacy Dr. Phil. Shiskha Prabawaningtyas, dan Ketua Prodi S1 Hubungan Internasional Dr. Tatok Djoko Sudiarto.

Selanjutnya, Dubes Jenkins menjelaskan AUKUS bukanlah kerjasama pertahanan yang baru. Menurutnya, Inggris dan Australia telah menjalin kolaborasi sejak 1914. Sedangkan kerja sama Inggris dan Amerika Serikat telah terbangun selama 60 tahun.

Baca Juga :  Polri Presisi !! Personil Terbaik, Kini Naik Pangkat

“AUKUS bukanlah sebuah perjanjian (treaty) atau pakta (pact) tetapi merupakan pengelolaan keamanan (security arrangement). Ini (AUKUS) telah melalui proses jangka panjang dan kerja sama  panjang,” papar Jenkins.

Dirinya menambahkan bahwa AUKUS merupakan salah satu komitmen negaranya dalam merespon satu dari empat tantangan di masa mendatang. Pertama, membangun sistem yang berbasis aturan internasional (international rules based system). Tantangan tersebut harus dihadapi melalui kolaborasi dengan pihak lain yang punya pemahaman yang sama.

“Kami memiliki komitmen untuk mendorong kerja sama bilateral dan multilateral dalam menghadapi kompleksitas tantangan global . Sebagai produsen kapal selam, kami harus bekerja sama dengan negara lain dan AUKUS tidak akan mengarah pada transfer teknologi senjata nuklir,” Dubes Jenkins menjelaskan.

Kedua, tantangan perubahan iklim melalui tindakan konkret. “Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan juga anggota G-20 memiliki peran strategis.”

Ketiga, transformasi sektor pendidikan. Sebab, apabila sektor pendidikan tidak berbenah maka tidak akan dapat merespon perkembangan lingkungan yang pesat. Dan Indonesia masuk dalam lima besar negara prioritas Inggris dalam kerja sama pendidikan. “Dengan pendidikan lah kita dapat melakukan transformasi masyarakat,” sambung Jenkins.

Keempat, bagaimana memanfaatkan kesempatan membangun perekonomian. Menurutnya, kesejahteraan haruslah dapat dirasakan segenap lapisan masyarakat. Untuk itu, kerja sama ekonomi yang dibangun harus mengarah pada sustainabilitas.

Baca Juga :  Institut Sarinah: Ketua DPR harus menghapus pingitan para PRT.

“Kita menghadapi beragam ancaman termasuk yang lintas batas. Dan saat ini adalah kesempatan kita untuk mencari jalan keluar,” pungkas Jenkins.

Dalam sambutan pembukaan, Prof. Dr. Didik J. Rachbini menegaskan tentang eratnya hubungan kerjasama pendidikan Indonesia – Inggris. Menurutnya, adanya banyak ruang untuk meningkatkan kerja sama kedua negara. Apalagi, Inggris memiliki peran penting dalam ekonomi dunia dan penanganan pandemi Covid- 19.

Terakhir, Direktur PGSD Shiskha Prabawaningtyas menekankan pentingnya prinsip kolaboratif dan kebutuhan untuk bertindak bersama (collective action) dalam menghadapi kompleksitas tantangan dunia. Aksi bersama ini dibutuhkan terutama dalam menghadapi dampak perubahan iklim, dinamika geopolitik global, dan perekonomian dunia.

“Dan PGSD berkomitmen untuk berupaya menciptakan dialog dengan mengajak para pemangku kepentingan terkait, menjembatani dan memperkecil kesenjangan antara harapan normatif dalam kebijakan dan tantangan praktik implementasi, serta menciptakan ruang interaksi antara pembuat kebijakan dan publik,” kata Shiskha.

Rilis Media : Arief H. TitoHumas & Publikasi Universitas Paramadina (HP/ WA : 08159181188)

Follow WhatsApp Channel politicnews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 121 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Legislator

Ketua MPR RI Bamsoet Apresiasi Keberhasilan Polri Ungkap Sindikat Narkoba Internasional Fredy Pratama

Komunitas

Peduli Korban Banjir, DPD GMNI Kalbar dan DPC Sintang Buka Posko Bantuan

Rilis

Jenderal Andika Perkasa Resmi Sah Sebagai Panglima TNI Dalam Rapat Paripurna DPR

Rilis

Komandan Kodim 0718/Pati Serbu Mapolresta, Ada Apa ???

Rilis

Bamsoet Apresiasi Berdirinya Universitas Internasional Papua

Rilis

Tugas yang Disiapkan Polri Untuk 57 Pegawai KPK Saat Jadi ASN

Rilis

Kronologi Baku Tembak di Kiwirok Hingga Anggota Brimob Muhammad Kurniadi Gugur

Eksekutif

Gubernur Mahyeldi Apresiasi Inisiatif Pengusaha Tambang Perbaiki Jalan Penghubung Payakumbuh-Sitangkai dan Minta Seluruh Perusahaan Patuhi Tonase Sesuai Kelas Jalan