NAPAK TILAS SEJARAH BUKITTINGGI OLEH PKS DAN RAKYAT MINANGKABAU SATUKAN ANIES MUHAIMIN BANGUN NEGRI
Oleh : Laksma TNI Pur Ir. Fitri Hadi S. M.A.P
Dewan Pakar PKS
Keheningan malam itu pecah, juga gelapnya malam seketika menyeruak oleh 4 iringan kendaraan bergerak dari pesisir Sumatra Barat menuju Bukittinggi. Ini bukan iringan kendaraan Belanda yang mencoba menancapkan kuku penjajahannya di Bukittinggi dulu, tapi ini iringan kendaraan pejuang pejuang PKS (Partai Keadilan Sejahtera) di Sumatra Barat dibawah kepimpinan PKS dengan presidennya H Ahmad Syaikhu. Malam terus merangkak naik. Beberapa penginangan sirih terlampaui, tepat jam 00.00 iring iringan melintasi Jam Gadang Bukittinggi, lalu berbelok beberapa kali, akhirnya iring iringan memasuki perkampungan yang kurang padat penduduk. Pada sebuah rumah gadang, iring iringanpun berhenti. Bebera orang dalam keremangan malam tampak keluar dari mobil masing masing, demikian pula dengan presiden PKS H Ahmad Syaikhu. Sejenak dia memandangi orang orang yang tergabung dalam rombongannya, walau dalam keremangan, dia mengenali satu persatu orang orang yang mendampinginya sejak dari Jakarta. Mereka adalah Mayjen TNI Pur Fuad Basya, Irjen Pol Pur Sukrawardi, Marsma TNI Pur Asri Yatim dan Laksma TNI Pur Ir Fitri Hadi S, MAP. Ikut mendapingi rombongan diantaranya H. Rahmat Saleh, S Farm. M.IP Pimpinan Komisi 3 DPRD Provinsi Sumatera Barat, Sekretaris DPW PKS Sumatera Barat dan Ketua TKD Capres-Cawapres AMIN Sumatera Barat. “Baik, teman teman para Jendral, Laksamana dan Marsekal, kita istirahat sejenak dirumah ini, besok kita teruskan tugas kita di Bukittinggi”, demikian ucapnya lalu melangkah menaiki anak tangga rumah gadang tersebut. 1 langkah menjelang anak tangga terakhir Ahmad Syaikhu menghentikan langkahnya, padangannya kembali dialihkan keorang orang yang mengikutinya, “hari telah larut malam, selamat beristirahat”.
Belum lagi matahari menampak sinarnya, menjelang subuh, presiden PKS bersama 4 perwira perwira tinggi bergesas menuju mabilnya masing masing. Seakan berebut dengan mentari menyambut kumandangnya azan subuh, mereka menuju Mesjid Raya Guguk Bukittinggi. Dari sana rombongan bersilaturahmi kepimpinan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi tempat Buya Hamka dan Adam Malik berguru. Kepada segenap pimpinan pondok, mereka memohon dukungan dan doa bagi keberhasilah perjuangan PKS dan masyarakat Minangkabau mewujudkan Indonesia yang makmur berkeadilan dengan terwujudnya presiden RI tahun 2024 sampai dengan 2029 Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar calon Presiden dan calon wakil presiden pasangan nomer 1. Sebelum meninggalkan lokasi rembongan menyempatkan berziarah kemakam perdiri pesantren tertua tersebut.
Robongan kembali bergerak, bergerak menyongsong semangat perubahan, mereka menuju rumah besar perjuangan, rumah pemenangan calon Presiden Anies Rasyid Baswedan dan calon wakil Presiden Muhaimin Iskandar. Disambut tarian perjuangan rakyat Minangkabau yang dentuman tamburnya menggelorakan dada membakar semangat perjuangan insan PKS dan masyarakat Minangkabau yang hadir disitu. Mengawali peresmian rumah perjuangan tersebut, presiden PKS mengingatkan sebagai berkkut :
Bahwa Bukittinggi memiliki arti yang besar bagi sejarah perjuangan Indonesia. Minangkabau adalah cermin dinegeri ini dengan bersatunya dua golongan yang semula bersiteru, golongan Islam dan golongan adat lebih 200 tahun yang lalu yaitu sekitar tahun 1803 sampai 1837. Kita lihat sampai sekarang kedua pihak adat dan agama menjadi pedoman bagi masyarakat Minangkabau, hal ini sama persis dengan PKS, Pacasila, UUD 1945 dan Islam menjadi pedoman PKS.
Ketika perang kemerdekaan dulu, ditahun 1948 Belanda berhasil menangkap presiden Sukarno Hatta di Jogyakarta. Namun jatuhnya Jogya dan ditangkapnya Presiden beserta wakilnya bukan berarti jatuhnya atau bubarnya Republik Indonesia, tetapi Syafrudin Prawira Negara mengambil alih pimpinan dan memimpin pemerintahan RI dari Bukittinggi. Inilah sejarah perjuangan bangsa Indonesia sehingga dapat dikatakan tanpa jiwa kepahlawanan masyarakat Minangkabau, Republik Indonesia tidak pernah ada, kita masih sebagai bangsa yang terjajah.
Di Minangkabau khususnya di Bukittinggi banyak melahirkan tokoh tokoh pejuang nasional diantaranya Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Abdul Muis, Rasuna Said san Muhammad Yamin
Dengan demikian Bukittinggi menjadi tonggak sejarah tetap berdirinya negara Indonesia dan semoga dengan dipilihnya rumah ini sebagai rumah perjuangan pemenangan yang digagas PKS bersama rakyat Minangkabau, bertempat di Bukittinggi menjadi tonggak sejarah pergerakan perubahan Indonesia dalam pemilu tahun 2024 guna memilih Anies dan Muhaimin atau pasangan Amin sebagai presiden Republik Indonesia .
Inilah sebabnya mengapa dipilih rumah perjuangan ini di Bukittinggi, penetapan rumah perjuangan ini merupakan rahmad Allah, semoga menjadi inspirasi bagi Rakyat Indonesia khususnya rakyat Minangkabau dan lebih khusus lagi bagi insan PKS diseluruh pelosok negeri untuk berjuang memenangkan pasanga Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Islandar atau pasangan Amin menjadi presiden republik Indonesia.
Itulah pesan yang disampaikan oleh Presiden PKS bahwa sekarang Indonesia tidak sedang baik baik saja dan secara ekonomi dapat dikatakan sebagai bangsa yang terjajah, namun dengan semangat yang diinspirasi dari sejarah perjuangan Indonesia membuktikan walau kita kecil, dan dengan kemapuan terbatas, tapi dengan semangat perjuangan yang tinggi, dengan dilandasi Islam sebagai nafas perjuangan, insya Allah PKS menang kemudian Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar memenangkan pemilihan presiden dan wakil persiden pada pemilu tahun 2024 nanti,
Di Bukittinggi, Jumat 8 Desember 2023