JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas resmi melantik aktivis Muhammadiyah, Hilman Latief sebagai Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag.
Dilihat dari laman resmi Kemenag, selain Hilman, ada tiga pejabat eselon I lainnya yang juga dilantik bersamaan. Mereka adalah Muhammad Aqil Irham sebagai Kepala Badan Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Kemudian A.M. Adiyarto Sumardjono sebagai Staf Ahli Bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi, dan Abu Rokhmad sebagai Staf Ahli Bidang Hukum dan HAM. Dengan demikian, total pejabat eselon I yang dilantik Menag berjumlah empat orang.
Selain pejabat eselon I, Menag juga melantik enam orang pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di lingkungan Kementerian Agama.
Keenamnya yakni Prof Dr H Sagaf S Pettalong sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah (dilantik via zoom).
Lalu, Babun Suharto sebagai Rektor Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember. Kemudian, Maftukhin sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU).
Selanjutnya, M. IIyasin sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Lalu, Muh. Rokib sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Profesor Kiai Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, dan Mudhofir sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta.
Prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan berlangsung dengan protokol kesehatan secara ketat di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama Jalan MH Thamrin Jakarta, Jumat (1/10/2021).
Menag Yaqut mengajak pejabat yang baru dilantik untuk meluruskan niat sebelum memangku jabatan, dan bersikap low profile. Sehingga, siapa pun tidak segan memberi masukan, saran atau kritik yang diperlukan bagi perbaikan dan kemajuan organisasi.
“Sebagai pimpinan, saudara-saudara akan terselamatkan dari kesalahan dan kekeliruan karena mendengarkan saran dan kritikan, bukan karena sanjungan dan pujian,” kata Menag.
Menag mengatakan, promosi dan mutasi pejabat struktural birokrasi dan pimpinan perguruan tinggi keagamaan diharapkan membawa perubahan, perbaikan dan penyempurnaan dalam tata kelola organisasi maupun program yang dilaksanakan, bukan sekadar direncanakan.
“Satu program yang dilaksanakan lebih baik daripada seribu program yang hanya dibicarakan. Saudara-saudara diharapkan segera menyesuaikan diri dengan medan tugas yang baru, memahami lingkup ekosistem organisasi dan mencermati segala tantangan yang pasti berbeda daripada medan tugas saudara-saudara di tempat sebelumnya,” ucap Menag.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga ingin pejabat yang baru dilantik memiliki kecerdasan mengelola birokrasi dengan cara membangun interaksi positif dan kerja sama yang harmonis dengan bawahan dan staf sebagai mitra kerja sehari-hari.
Every second is change,
Every second is chance.
Do your sevice with integrity,
full heart and full capacity.