KUPANG– Masalah perdagangan orang (Human Trafficking) menjadi perhatian utama dalam ruang Musyawarah Komisariat Daerah (Muskomda) Pemuda Katolik Nusa Tenggara Timur di Hotel Neo Aston Kupang, Sabtu, 10 Agustus 2024.
Peserta yang terdiri dari delegasi Pemuda Katolik dari kabupaten/kota tersebut menghadirkan narasumber dari Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTT.
Kepala BP3MI NTT, Suratmi Hamaida mengatakan sebagai pemerintah kami juga perlu memberikan solusi berupa ketersediaan lapangan pekerjaan jika ingin menekan tingginya angka persoalan perdagangan manusia (human traficking) di NTT.
“Migrasi orang NTT terutama ke Malaysia cukup tinggi dan ini berlangsung sejak lama. Ada yang prosedural namun tidak sedikit juga yang non prosedural (ilegal) sehingga ketika terjadi masalah di negara tujuan pemerintah sulit memberikan pengawasan yang maksimal”, jelas Suratmi.
Suratmi Hamaida mengungkapkan bahwa motivasi para pekerja migran keluar negeri adalah untuk mencari uang. Sehingga apabila pemerintah ingin menekan tingginya angka pekerja migran ke luar negeri maka pemerintah harus menyediakan solusi yang konkrit terutama lapangan pekerjaan di daerah asalnya.
“Masalah peradangan orang (human trafficking) merupakan masalah bersama. Oleh karena itu perlu kerja sama dari semua pihak untuk mengatasinya termasuk kehadiran dari Pemuda Katolik”, kata Suratmi dengan penuh harap.
Sementara itu, Kader Pemuda Katolik NTT Marianus Krisanto Haukilo menjelaskan bahwa hal ini adalah bagian dari komitmen Pemuda Katolik secara Nasional di bawah kepemimpinan Ketua Umum bang Stefanus Asat Gusma.
“Pemuda Katolik telah menekan kerja sama dengan Badan perlindungan pekerja migran Indonesia dan kerja sama itu telah ditindaklanjuti dengan melakukan sosialisasi di Sumba Barat Daya beberapa waktu lalu. Hal ini dinilai sangat urgen karena masih tingginya angka kematian migran yang dipulangkan dan sejalan dengan arahan Yang Mulia Mgr. Hironimus Pakenoni Uskup Keuskupan Agung Kupang. Kegiatan ini diharapkan sekaligus mendorong peserta dari daerah seluruh NTT untuk memiliki keterpanggilan hati nuraninya pada pokok persoalan ini”, jelas Putra asal Timor Tengah Utara ini.
Jurnalis Independent Politic News