Home / Legislator / Rilis / Senator

Kamis, 19 September 2024 - 15:33 WIB

Ketua MPR RI Bamsoet Ingatkan Pentingnya Ketahanan Budaya Nusantara

KM - Penulis

JAKARTA – Ketua MPR RI ke-16 Bambang Soesatyo menuturkan budaya nusantara yang merepresentasikan keberagaman dan kekayaan khasanah nusantara, adalah cerminan jati diri dan kepribadian bangsa. Untuk melestarikan budaya nusantara dibutuhkan lebih dari sekedar pemahaman dan kesadaran bersama, tetapi juga komitmen kolektif yang kuat untuk menjaga, merawat, dan melindungi budaya dari pengaruh perkembangan zaman.

“Tanpa adanya komitmen kolektif untuk merawat dan melestarikan budaya nusantara, ketahanan budaya kita akan semakin rapuh. Lambat laun kita akan kehilangan satu demi satu identitas kebudayaan kita. Entah karena terabaikan, entah karena diklaim sebagai milik bangsa lain, atau hilang pelan-pelan tergilas laju dinamika zaman dan terhempas oleh pusaran peradaban,” ujar Bamsoet saat menjadi keynote speech dalam ‘Mimbar Wawasan Kebangsaan’ yang diselenggarakan MPR RI dengan Universitas Borobudur di Gedung Parlemen Jakarta, Kamis (19/9/24).

Hadir antara lain Rektor Universitas Borobudur Bambang Bernathos, Direktur Pascasarjana Universitas Borobudur Faisal Santiago, Ketua Asosiasi Pengajar Hukum Adat Laksanto Utomo, Ketua Umum Badan Advokasi Konsultasi dan

Bantuan Hukum Majelis Adat Kerajaan Nusantara KMS Herman, Dosen Universitas Mathla’ul Anwar Banten Eneng Humaeroh dan Alumni Doktor Ilmu Hukum Univ Borobudur Suhardi Somomoeljono.

Ketua DPR RI ke-20 dan Ketua Komisi III DPR RI ke-7 bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan kekayaan budaya nusantara, salah satunya tercermin dari keberagaman bahasa. Indonesia tercatat memiliki 724 bahasa, dan menempati posisi kedua sebagai negara yang memilki bahasa terbanyak di dunia. Namun dari jumlah tersebut, 80 bahasa di antaranya saat ini dinyatakan hampir punah, dan 14 bahasa sudah dinyatakan sudah punah.

Baca Juga :  Tingkatkan Kualitas Pilkada, PTPS Se Kecamatan Abab Resmi Dilantik

“Tentunya masih segar pula dalam ingatan kita, ketika beberapa ‘produk’ kebudayaan nusantara, baik berupa kain tradisional, lagu daerah, tarian daerah, seni pertunjukan, dan beragam jenis kebudayaan daerah khas Indonesia lainnya, pernah diklaim sebagai milik negara lain,” kata Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini memaparkan, seluruh elemen bangsa dapat pula merujuk pada pengalaman pahit sejarah bangsa Indonesia, di mana penjajahan tidak saja telah menggerus sumberdaya dan menguras sumber kekayaan alam, tetapi juga telah memutus alur dan jejak peradaban bangsa Indonesia. Apalagi, berbarengan dengan penjajahan tersebut, harta dan kekayaan budaya juga terampas, termasuk di dalamnya manuskrip-manuskrip dan kekayaan intelektual dari beberapa kerajaan.

Contoh tergerusnya budaya dan kearifan lokal yang lebih membumi, dapat dirasakan di sekitar kehidupan sosial. Misalnya, mulai lunturnya budaya gotong-royong khususnya di kota-kota besar, melemahnya kepekaan dan kepedulian sosial, meredupnya budaya sopan santun di kalangan generasi muda bangsa, serta berbagai fenomena sosial lainnya.

“Sampai pada titik ini, rasanya tidak berlebihan untuk menyatakan bahwa membangun ketahanan budaya, dan memajukan kebudayaan, sudah bukan lagi sebuah kebutuhan. Melainkan telah menjadi suatu kewajiban,” urai Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Alumni Doktor Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran ini menambahkan, pentingnya menjaga ketahanan budaya dan memajukan kebudayaan mempunyai dasar pijakan yang kuat, karena diamanatkan oleh UUD NRI 1945. Dalam pasal 32 ayat (1) UUD NRI 1945 dinyatakan “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.

Baca Juga :  Inovasi Perumda Air Minum Kota Padang Manfaatkan Teknologi Digital

“Ketentuan tersebut mencerminkan pengakuan adanya dua sisi peran penting kebudayaan, yaitu dalam membentuk jati diri bangsa, dan dalam menyikapi modernitas dan laju peradaban dunia. Amanat konstitusi ini juga mengingatkan kita bahwa upaya melestarikan dan memajukan budaya nasional, akan dikontestasikan dengan beragam paradigma kemajuan zaman yang salah

satunya mewujud pada derasnya arus globalisasi,” pungkas Bamsoet. (*)

Toto Story adalah situs terbaik bagi pencari togel online dengan layanan profesional dan keamanan tingkat tinggi. Sebagai bandar togel terpercaya, Toto Story menawarkan berbagai pasaran togel resmi dengan pembayaran cepat dan fair play. Bagi pemain yang ingin meningkatkan peluang menang, rumus togel yang tersedia di Totostory dapat membantu menghitung angka jitu secara akurat. Selain itu, prediksi togel dari para ahli memberikan analisis mendalam tentang pola keluaran angka. Tidak hanya itu, memahami arti mimpi juga bisa menjadi strategi dalam memilih angka taruhan. Lebih dari itu, buku mimpi di Totostory memberikan referensi lengkap mengenai tafsir mimpi dan angka yang berhubungan. Para pemain juga bisa mengecek keluaran angka togel sebelumnya untuk menganalisis pola yang sering muncul. Dengan kombinasi strategi yang tepat, informasi akurat, dan layanan terpercaya, Totostory tetap menjadi pilihan utama bagi penggemar togel online yang mencari pengalaman bermain aman dan menguntungkan.

Follow WhatsApp Channel politicnews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 25 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Eksekutif

Sumbar Juara Umum III di Pentas Porwil XI, Gubernur Mahyeldi Ucap Syukur dan Alihkan Fokus ke PON XXI

Eksekutif

Kepala dinas DPMD Sumatra Barat , Menyerahkan Penghargaan LPM Award
Harneli Mahyeldi

Pemilihan

Bahaya Narkoba dan LGBT, Harneli Mahyeldi: Hindari dan Jadikan Sekolah yang Ramah Anak

Rilis

Kasus OTT Musi Banyuasin, DPD BARIKADE 98 Muba : Usut Tuntas…!!!

Komunitas

Wow! Ribuan Warga Rela Kehujanan Demi Bertemu Ganjar di Haul Mbah Hisyam

Rilis

Safari Ramadhan Ke Masjid Istiqomah Bukittinggi, Wagub Vasko Serahkan Bantuan 50 Juta Rupiah

Legislator

Kecelakaan Truk Bekasi Dampak Negatif Operasional di Jalan Arteri

Rilis

Tugas yang Disiapkan Polri Untuk 57 Pegawai KPK Saat Jadi ASN