JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menuturkan saat ini Indonesia masih kekurangan tenaga dokter. Merujuk pada standar yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), idealnya rasio ketersediaan jumlah dokter adalah 1 dokter berbanding 1.000 jumlah penduduk. Saat ini Indonesia memiliki sekitar 140.000 dokter yang memiliki surat tanda registrasi dan praktik, maka dengan asumsi jumlah penduduk Indonesia mencapai 270 juta, saat ini Indonesia masih kekurangan sekitar 130.000 dokter.
“Jumlah dokter yang belum memadai ini pun, sayangnya harus semakin berkurang. Data per Maret 2022 mencatat setidaknya sebanyak 751 dokter harus gugur di medan pengabdian saat berjuang di garda terdepan melawan pandemi Covid-19. Di sisi lain, jumlah dokter yang dihasilkan hanya mencapai sekitar 12.000 dokter per tahun. Artinya, untuk memenuhi standar WHO, kita memerlukan waktu sekurang-kurangnya 10 tahun. Itu pun dengan catatan, bahwa pertumbuhan penduduk tetap terkendali,” ujar Bamsoet dalam sambutan secara virtual pada acara Pengangkatan Sumpah Dokter Angkatan ke-47, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Jakarta, di Jakarta, Rabu (27/7/22).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, menyikapi defisit tenaga dokter di Indonesia, tentunya dibutuhkan dukungan dan keberpihakan dari segenap pemangku kepentingan. Termasuk dari ekosistem akademik, khususnya perguruan tinggi, untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam melahirkan dokter-dokter berkualitas.
“Saya mengapresiasi apa yang tengah diperjuangkan oleh organisasi Muhammadiyah dalam memajukan sektor kesehatan. Sejak awal Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan, perhatian dan kontribusi beliau terhadap bidang kesehatan masyarakat sangatlah besar. Dedikasi beliau tercermin ketika merintis pendirian Pusat Kecemasan Umat yang selanjutnya menjadi cikal bakal bagi berdirinya 130 Rumah Sakit Islam di seluruh indonesia, serta 11 Fakultas Kedokteran,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini memaparkan, sejak berdiri pada tahun 2003, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UMJ telah meluluskan 1.567 dokter yang tersebar di berbagai daerah sampai pelosok tanah air. Langkah ini adalah bagian dari upaya pemerataan kesejahteraan agar akses terhadap kesehatan dapat dijangkau oleh sebanyak-banyaknya masyarakat.
“Di sinilah urgensinya pembekalan narasi tentang wawasan kebangsaan kepada para calon dokter. Dengan kemampuan jangkauan interaksi dan daya persuasi yang dapat menembus berbagai sekat sekat sosial maupun teritorial, dokter akan menjadi ‘duta kebangsaan’ yang akan menyebarluaskan paham wawasan kebangsaan kepada masyarakat. Apalagi tingkat kepercayaan dan penghormatan masyarakat terhadap profesi dokter sangat tinggi. Sehingga dokter selalu menjadi role model yang dijadikan teladan oleh beragam lapisan masyarakat,” pungkas Bamsoet. (*)
Jurnalis Independent Politic News