JAKARTA : Pada era globalisasi dan perubahan iklim yang semakin nyata, kebijakan terkait energi dan masa depan industri hijau menjadi perbincangan yang relevan di forum-forum internasional.
Kebijakan energi tidak hanya mempengaruhi ketersediaan dan harga energi, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan politik dalam konteks energi saat ini dapat mendorong perkembangan industri hijau untuk kelangsungan peradaban warga global di masa yang akan datang.
Isu perubahan iklim menjadi perhatian global, dengan dampak yang meluas pada ekosistem, kesehatan manusia, dan ekonomi. Menurut Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC), untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah derajat celcius, emisi gas rumah kaca harus dikurangi secara drastis. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah melalui transisi ke energi terbarukan dan pengembangan industri hijau.
Di Indonesia, sektor energi menyumbang sekitar 43% dari total emisi gas rumah kaca nasional. Oleh karena itu, kebijakan politik dalam mengatur regulasi untuk mendukung energi terbarukan dan efisiensi energi menjadi sangat penting untuk mencapai target penurunan emisi yang telah ditetapkan dalam Paris Agreement (Perjanjian Paris).
Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendorong penggunaan energi terbarukan. Kebijakan tersebut diantaranya Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang menetapkan target bauran energi nasional, yang mana energi terbarukan diharapkan mencapai 23% dari total konsumsi energi nasional pada tahun 2025.
Kemudian Peraturan Presiden No 22 Tahun 2017 yang mengatur tentang rencana energi nasional dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai target energi terbarukan.
Dari aspek ekonomi, terdapat kebijakan Feed-in Tariff (FiT) yang mana memberikan insentif bagi produsen energi terbarukan dengan menetapkan harga beli listrik dari sumber energi terbarukan yang lebih kompetitif.
Untuk mendukung kebijakan politik energi dan dampaknya terhadap perkembangan industri hijau perlu mendorong setiap warga negara agar memiliki kesadaran tentang pentingnya akan menjaga kelestarian lingkungan.
Kemudian, mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pembangunan untuk mendorong industri hijau dimana kebutuhan energi saat ini dipenuhi tanpa mengorbankan generasi mendatang.
Masa depan industri hijau sangat bergantung pada kebijakan politik energi yang efektif seperti misalnya pemerintah dapat memberikan insentif pajak dan subsidi untuk investasi teknologi hijau dan praktik bisnis ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Kemudian meningkatkan penelitian dan pengembangan melalui investasi riset untuk teknologi energi terbarukan. Selain itu, pendidikan dan pelatihan tidak kalah penting dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia indutri khususnya di bidang energi terbarukan dan keberlanjutan akan membantu menciptakan tenaga kerja insdustri yang siap mendukung keberlangsungan industri hijau.
Oleh sebab itu, kebijakan politik energi memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah masa depan industri hijau. Dengan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau yang berkelanjutan.

Dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan industry hijau dapat turut berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia emas 2045.
Fajar Setyaning Dwi Putra, Dosen Politehnik STMI Jakarta, Kementrian Perindustrian Republik Indonèsia.

Every second is change,
Every second is chance.
Do your sevice with integrity,
full heart and full capacity.