Home / Rilis

Selasa, 11 Oktober 2022 - 22:26 WIB

Gas Air Mata Tidak Mematikan, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy Ungkap Terkait Skala Tertinggi

Ollie Wijaya - Penulis

SEMARANG : Polemik penggunaan gas air mata yang dianggap mematikan dalam penanganan kerusuhan suporter di stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu, bertentangan dengan pendapat para ahli.

Menurut Sven-Eric Jordt, seorang ahli dari Universitas Duke, menyebut meskipun memberikan dampak seperti sensasi terbakar, namun tidak membawa dampak yang mematikan.

Dia menjelaskan bahwa gas air mata sendiri sebenarnya bukan merupakan gas. “hal Itu adalah bubuk yang mengembang ke udara sebagai kabut halus.

Melansir dari Scientific American, gas air mata memiliki senyawa kimia untuk mengaktifkan TRPA1 dan TRPV1 berbeda. Dengan kata lain, gas air mata bisa dibagi menjadi dua kelompok sesuai komponen senyawa kimia penyusunnya.

Salah satu agen yang mampu mengaktifkan reseptor TRPA1 adalah 2-chlorobenzalmalonitrile atau gas CS. Agen ini adalah senyawa kimia yang mengandung klor dan bertiup ke udara sebagai partikel halus.”Mereka sebenarnya tersebar dengan membakar dan menempel pada kulit atau pakaian dan dapat bertahan untuk sementara waktu,” kata Jordt.

Dengan kata lain, zat tersebut bereaksi secara kimia dengan biomolekul dan protein pada tubuh manusia yang dapat menyebabkan sensasi terbakar.

Baca Juga :  Hadiri Bimtek Pembentukan KPPS, Pj Bupati Hani Syopiar Rustam Ingatkan Tugas dan Wewenang KPPS

Meskipun ada rasa sensasi terbakar yang cukup parah, tapi agen ini tidak mematikan. Selain gas CS, belakangan ini ada agen lain yang digunakan untuk mengaktifkan reseptor TRPA1, yaitu gas CR (dibenzoxazepine) dan gas CN (kloroasetofenon). Keduanya pula dapat memberikan efek lebih kuat dibanding gas CS.

Terkait tentang penggunaan gas air mata di stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu, gas air mata yang digunakan Polri adalah jenis gas CS yang mempunyai dampak lebih ringan dari pada gas CR dan CN.

Senada dengan pendapat Sven-Eric Jordt, para ahli toksikologi di Indonesia mengemukakan bahwa gas air mata tidak membawa dampak mematikan.

Kadivhumas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo dalam jumpa pers di Jakarta pada Senin (10/10), mengutip keterangan para ahli bahwa dalam skala tertinggi pun tidak membawa dampak mematikan.

“Saya juga mengutip dari pendapat dari guru besar dari Universitas Udayana, beliau ahli di bidang toksikologi atau racun.” Ia menyebutkan bahwa, termasuk dari dokter Mas Ayu Elita Hafizah, bahwa gas air mata atau CS ini dalam skala tinggi pun tidak mematikan,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam jumpa pers, Senin (10/10/2022).

Baca Juga :  Lepas Sambut Komandan Batalyon Zeni Konstruksi 12/KJ

Terkait fungsi penggunaan gas air mata, Kabidhumas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqudusy menerangkan gas air mata dirancang untuk membubarkan massa dalam eskalasi tertentu.

“Gas air mata memang digunakan sebagai kelengkapan satuan PHH Polri dan memang dirancang untuk mengurai membubarkan massa dalam eskalasi tertentu saat terjadi kerusuhan.

Banyak keberhasilan Polri dalam penanganan massa rusuh di banyak daerah dalam rangka pemeliharaan keamanan.” Dalam beberapa penjelasan tentang Gas air mata ini sangat jelas tidak membawa efek langsung yang fatal, dan tidak mematikan” kata Kabidhumas, Selasa (11/10).

Terkait penggunaan senjata yang digunakan, dia menegaskan, semua produk yang digunakan adalah hasil kerjasama antara Puslitbang Polri dan PT. Pindad.

“Dan pada setiap peluru yang dibuat PT Pindad, ada informasi produknya misal informasi kandungan zat, LOT dan MFR. Semuanya tidak membawa sensasi seperti terbakar dan mata perih namun tidak mematikan,”pungkasnya.(@Gus)

Follow WhatsApp Channel politicnews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 10 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Eksekutif

Luncurkan Genius dan GPM di Hari Pangan Dunia, Gubernur Mahyeldi Serukan Gerakan Makan Jangan Bersisa

Rilis

Muzani Beri Pembekalan ke Ribuan Saksi Gerindra di Lampung

Rilis

Rodi Wijaya- Imam Senen Jalani Tes Kesehatan, ROIS Yakin Hasilnya Memuaskan

Komunitas

Lepas 5000 Pemudik, Projo: Kalau yang Dibicarakan Elite Jelek Biar Saja, Rakyat Mau Rukun

Komunitas

IMAPI Kupang Apresiasi Kinerja dan Prestasi Kejari TTU

Eksekutif

Gubernur Sumbar Serahkan Kayu Tak Bertuan Temuan Dishut untuk Pembangunan Masjid di Pesisir Selatan

Eksekutif

Peninjauan lapangan dan Inventarisasi Ruas jalan ruas Abai Sangir – Sungai Dareh

Rilis

Pertemuan Bilateral Presiden Jokowi Dengan Presiden Joe Biden