Politicnews.id, Jakarta – Konfigurasi politik Kota Bekasi dinilai sangat menarik, pasca gagalnya Muchtar Muhammad untuk maju sebagai salah satu kontestan dan bergabungnya politisi Partai Golkar Nofel Saleh Hilabi dalam barisan Heri Koswara-Solihin.
Padahal sebelumnya Partai Golkar memberikan surat rekomendasi pada Nofel Saleh Hilabi untuk mendampingi Tri Adhianto. Namun jelang pendaftaran, Tri lebih memilih berpasangan dengan politisi Gerindra Harris Bobihoe.
Selanjutnya, pasca Munaslub, Partai Golkar kembali mengeluarkan surat rekomendasi pada mantan Kadisdik Kota Bekasi Uu Saeful Mikdar untuk maju sebagai calon Wali Kota dan didampingi Nurul Sumarheni sebagai calon wakil Wali Kota.
Dengan terbitnya surat rekomendasi Golkar yang jatuh pada Uu – Nurul maka secara otomatis menghentikan langkah Nofel Saleh Hilabi untuk maju pada Pilkada Kota Bekasi.
Namun, meski gagal maju menjadi salah satu kontestan, ternyata tidak menghentikan niat Nofel untuk mewarnai kontestasi politik di Kota Bekasi.
Bukannya mendukung paslon yang diusung oleh partai yang selama ini ikut membesarkan dirinya di panggung politik, justru sebaliknya Nofel bergabung dengan Heri Koswara-Solihin yang diusung oleh PKS-PPP.
“Buat saya ini biasa, itulah politik yang bisa berubah dalam hitungan menit atau detik, dan ini saya melihatnya sangat dinamis,” kata direktur eksekutif Etos Indonesia, Iskandarsyah dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (31/8/2024).
Menurut Iskandar, bergabungnya Nofel ke barisan Herkos di Pilkada Kota Bekasi diyakini akan memendamkan kekuatan lawan-lawannya.
Terlebih, kata Iskandar, posisi incumbent (Tri Adhianto) tengah dirundung sejumlah masalah hukum. Terkait dengan laporan dugaan tindak pidana korupsi yang telah dilaporkan ke KPK dan Kejagung.
“Partai Golkar justru mengusung calon yang tak tahu arahnya. Dan bergabungnya Bang Nofel menambah kekuatan Heri Koeswara makin bertambah. Sehingga langkahnya menuju Bekasi 1 diprediksi sangat mudah,” katanya.
“Karena apa?, karena konfigurasi yang ditimbulkan tak berarti semua,
Lain cerita kalau Pak Mochtar Muhammad (M2) jadi maju menjadi kontestan di Pilkada itu, saya rasa akan lebih berwarna dan jauh lebih menarik,” sambung Iskandar.
Iskandar juga menilai dengan absennya M2 dan kader militan Golkar untuk maju pada kontestasi politik kali ini, diyakini kekuatan Heri Koeswara tak bisa terbendung.