Home / Opini

Minggu, 9 Juni 2024 - 19:41 WIB

Etika Kato Nan Ampek dalam Budaya Minangkabau: Kearifan Komunikasi yang Menjadi Ciri Khas

Wawan - Penulis

PADANG, – Budaya Minangkabau, yang terkenal dengan kearifan dan nilai-nilai etika yang sangat tinggi, memiliki sebuah filosofi komunikasi yang disebut Kato Nan Ampek. Kato Nan Ampek tidak hanya berupa aturan berbicara, tetapi juga memuat makna yang sangat dalam dan hidup dalam setiap interaksi sosial masyarakat Minangkabau. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang etika Kato Nan Ampek dan bagaimana nilai-nilai ini mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau.

Penggunaan Kato Nan Ampek dalam Berkomunikasi

Kato Nan Ampek terdiri dari empat jenis etika dalam berbicara, yaitu Kato Mandaki, Kato Manurun, Kato Mandata, dan Kato Malereang. Masing-masing jenis etika ini memiliki tujuan yang spesifik dan mempengaruhi cara berkomunikasi antar sesama masyarakat Minangkabau.

Kato Mandaki: Berbicara dengan Orang yang Lebih Tua

Kato Mandaki mengajarkan cara berbicara dengan orang yang lebih tua atau yang lebih berpengalaman. Cara ini memuat penggunaan tutur kata yang penuh dengan etika kesopanan dan menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua. Contohnya, menggunakan kata sandang “Si” atau tidak mengucapkan nama secara langsung.

Baca Juga :  Gubernur Mahyeldi Terpilih secara Aklamasi sebagai Ketua DHD-BPK 45 Sumbar 2023-2028

Kato Manurun: Berbicara dengan Orang yang Lebih Muda
Kato Manurun sebaliknya, digunakan ketika berbicara dengan orang yang lebih muda. Cara ini mengajarkan untuk tidak berbicara seenaknya dan harus tetap menghargai lawan bicara. Contohnya, menggunakan tutur kata yang penuh kelembutan dan kasih sayang.

Kato Mandata: Berbicara dengan Teman Sebaya

Kato Mandata digunakan ketika berbicara dengan teman sebaya yang berusia sama atau sepantaran. Cara ini memunculkan komunikasi yang penuh rasa persahabatan, saling mendukung, kegembiraan, dan fleksibel.

Kato Malereang: Berbicara dalam Forum Formal

Kato Malereang digunakan dalam forum formal, seperti pertemuan resmi atau acara-acara yang memerlukan kesopanan. Cara ini mengajarkan untuk tetap menggunakan tutur kata yang sopan dan hormat.

Nilai Etika yang Terkandung dalam Kato Nan Ampek

Kato Nan Ampek tidak hanya berupa aturan berbicara, tetapi juga memuat nilai-nilai etika yang sangat tinggi. Nilai-nilai ini meliputi nilai malu, nilai parreso, nilai raso, dan nilai sopan. Nilai-nilai ini sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau dan membantu masyarakat dalam membangun keselarasan dalam bermasyarakat.
Pengaruh Kato Nan Ampek pada Kehidupan Sehari-Hari
Kato Nan Ampek tidak hanya berupa teori, tetapi juga mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau. Cara berkomunikasi yang diatur dalam Kato Nan Ampek membantu masyarakat dalam membangun hubungan yang harmonis dan sopan. Kato Nan Ampek juga membantu masyarakat dalam mengembangkan nilai-nilai etika yang sangat tinggi, seperti nilai malu, nilai parreso, nilai raso, dan nilai sopan.

Baca Juga :  Gubernur Mahyeldi Bakar Semangat Masyarakat Kota Dumai Melalui Kisah Inspiratif Dirinya

Kesimpulan
Dalam kesimpulan, Kato Nan Ampek adalah sebuah filosofi komunikasi yang sangat penting dalam budaya Minangkabau. Kato Nan Ampek tidak hanya berupa aturan berbicara, tetapi juga memuat makna yang sangat dalam dan hidup dalam setiap interaksi sosial masyarakat Minangkabau. Nilai-nilai etika yang terkandung dalam Kato Nan Ampek sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau dan membantu masyarakat dalam membangun keselarasan dalam bermasyarakat. Oleh karena itu, Kato Nan Ampek harus terus dijaga dan dikembangkan agar nilai-nilai etika yang terkandung dalamnya tetap hidup dan berpengaruh pada kehidupan masyarakat Minangkabau. (H)

Nama : Reisha Alya Mahendra
NO BP : 2310511027
Jurusan : Departemen ilmu ekonomi Universitas Andalas

 

Follow WhatsApp Channel politicnews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Berita ini 82 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Komunitas

Ketua Ormas P3AD Malut Angkat Suara Bela TNI Soal Tudingan Langgar HAM di Papua

Opini

Ken Setiawan: Praktek Ujaran Kebencian kepada Pemerintahan Jokowi Bukti Mereka Haus Kekuasaan

Legislator

Masalah Human Trafficking Jadi Topik Pembahasan dalam Muskomda Pemuda Katolik NTT

Opini

Perbaikan Berkas BCAD PKS Sumbar telah diterima KPU

Eksekutif

Begini Respon Pemprov Sumbar Terkait Tudingan yang Menyebut Gubernur Lamban

Opini

Kopi Pahit Politik Desa Nusantara

Eksekutif

TANTANGAN IMPLEMENTASI UU DESA: PERAN PENTING PEMERINTAH PUSAT

Opini

Menggantikan Premium, Pertalite Masih Tidak Ramah Lingkungan, Karena Emisinya Masih Cemari Udara