SEMARANG – Politicnews.id : Gelaran acara Cengbengan yang dirintis dan diinisiasi Perkumpulan Sosial dan Budaya Boen Hian Tong (BHT) alias Rasa Dharma berlangsung penuh hikmat dan sukses.
Acara Cengbengan Gus Dur 2024 berlangsung Sabtu – Minggu (24 -25 Agustus 2024). Rombongan Cengbengan Gus Dur 2024 yang diberangkatkan dari Markas Boen Hian Tong, Gang Pinggir 31 Semarang ini diikuti puluhan orang dengan menggunakan transportasi bus.
Menariknya rombongan Cengbengan ini mulai tahun lalu membawa Sinci Gus Dur yang biasanya diletakkan di altar utama Boen Hian Tong untuk didoakan bersama di Pesantren Tebu Ireng, Jombang.
Ketua Perkumpulan Sosial dan Budaya Boen Hian Tong Harjanto Halim mengatakan, perjalanan spiritual Cengbengan Gus Dur ini bertujuan untuk memupuk dan mewarisi nilai-nilai luhur teladan bapak Tionghoa Indonesia.
“KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur merupakan Presiden ke -4 Republik Indonesia. Gus Dur merupakan guru bangsa pendukung minoritas. Tokoh yang sangat dihargai dan dihormati bukan hanya oleh orang Tionghoa tetapi oleh selurih bangsa Indonesia, ” terangnya.
Harjanto berharap tradisi Cengbengan Gus Dur yang dirintis Boen Hian Tong ke depan akan terus berlangsung tiap tahun dan diikuti oleh makin banyak orang. Pasalnya, lanjut Harjanto, Cengbengan ini bertujuan yang baik untuk merawat toleransi dan keberagaman yang diajarkan Gus Dur. Harapannya tradisi Cengbengan bisa bertumbuhkembang dan terus berjalan tiap tahun.
Ritual Di Monumen Gus Dur
Tahun ini Cengbengan tak ada kirab menuju makam seperti tahun lalu. Jadi sesampainya di Terminal Kompleks Pesantren Tebu Ireng, Diwek, Jombang, Sinci Gus Dur diarak tanpa iringan musik menuju Monumen Gus Dur yang lokasinya di depan Museum Islam Indonesia K.H. Hasyim Asy’ari.
Kirab didahului tim Sapu Jagad yang membersihkan jalan di depan arak-arakan. Setelah ritual selesai baru rombongan melakukan bersih-bersih di sekitar lingkungan Monumen Gus Dur kemudian melanjutkan perjalanan ke Komplek Makam di kawasan Pesantren Tebu Ireng.
Sesampainya di Kompleks Pemakaman rombongan yang dikoordinasi Gus Aan Ansori melakukan ritual bersama berdoa lintas agama. Doa bersama yang dilakukan para tokoh lintas agama secara bergantian berlangsung dengan penuh hikmat dan khusyuk.
Usai ritual perwakilan rombongan yang dipandegani Ketua Boen Hian Tong Harjanto Halim meletakkan bunga sedap malam di pusara Gus Dur dan melakukan bersih-bersih di sekitar makam. Kemudian ziarak diakhiri dengan rombongan foto bersama dan belanja souvenir.
Bertemu Puteri Gus Dur Di Museum Islam Indonesia
Selanjutnya rombongan yang dipimpin Ketum Boen Hian Tong Harjanto Halim mengunjungi Museum Islam Indonesia K.H. Hasyim Asy’ari yang disambut oleh salah satu putri Gus Dur yaitu; Inayah Wulandari Wahid, S.Sn.
Pada kesempatan itu, Inayah langsung mengajak rombongan keliling museum yang berakhir di Ruang Gus Dur yang berisi atrefak dan kisah perjalanan hidup Gus Dur.
Perlu diketahui, Museum Islam Indonesia K.H. Hasyim Asy’ari yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada tahun 1918 ini berisi berbagai koleksi artefak sejarah perkembangan Islam di Indonesia dari periode awal kemunculannya di Nusantara hingga masa kini.
Ide pendirian MINHA digagas oleh Gus Sholah, adik mendiang Gus Dur. Beliau tergugah oleh banyaknya pengunjung yang datang untuk berziarah ke makam Gus Dur. Museum yang bertujuan untuk menyajikan informasi terkait dengan Sejarah perkembangan agama Islam di Indonesia dan kontribusinya terhadap bangsa Indonesia.
Christian Saputro
Every second is change,
Every second is chance.
Do your sevice with integrity,
full heart and full capacity.