PATI : Firman Soebagyo selaku anggota komisi VI DPR RI terima keluhan para pedagang pengilingan padi se- Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah.
Dengan alasan, beras wilayah Pati kurang bagus speknya dan Perum bulog di Kabupaten Pati lebih mengutamakan beras dari demak yang proses penggilingnya hasilnya lebih bagus, sebab di tunjang dari peralatan giling lebih maksimal cara proses.
Menanggapi hal tersebut, firman saat di konfirmasi awak media. ia berkata bahwa akan segera melakukan penindakan dan pencegahan – pencegahan terkait ketahanan pangan di Kabupaten Pati.
Jika nanti di temukan ada bloker – bloker beras yang bermain dengan perum bulog Pati dan kami mendapat info atau data akurat dilapangan mendapatkan FEE berati dengan tegas kami segera melakukan penindakan kepada oknum itu.
Anggota komisi VI DPR RI menambahkan, bagi perum bulog Pati jika di temukan bermain kecurangan untuk kebutuhan ketahanan pangan per bulan yang mencapai 1400 lebih ini. Seharusnya UD yang bermitra di berikan solusi dan bukan di tolak beras kualitas Pati”, kata Firman dengan nada kesal saat terima aduan dari para pedagang kecil khususnya pengilingan padi, Selasa (7/5/24).
Kordinator pengilingan Padi mengutarakan kesal, ia curhat bahwa kualitas beras pati seharusnya layak masuk perum bulog pati tetapi, kini malah di tolak dengan alasan kurang bagus.
Memang peralatan pengilingan di pati tidak sebagus demak dan harusnya UMKM para pedagang di pikirkan, jangan malah ada bloker serta bahan baku kok ambil dari demak.
Apakah itu solusi buat kebutuhan warga masyarakat Kabupaten Pati dengan beras dari Demak. ” Sedangkan beras di Pati ada kok di bilang tidak sesuai Spek”, kata inisial DI selaku pengusaha beras.
Semoga wakil rakyat yang berada di gedung DPR RI mengutamakan kesejahteraan para pengiling padi yang ada di Kabupaten Pati dan Anggota komisi VI DPR RI Firman Soebagyo agar membantu memberikan peralatan seperti Demak.
Agar kebutuhan ketahanan pangan dapat teratasi dengan para UD yang bermitra dengan perum bulog pati mendapatkan bantuan alat pengilingan yang layak”, imbuhnya.
Firman menjelaskan, bahwa ketersedian pangan, khususnya beras saat ini sedang berada tidak baik – baik saja.” karena ketahanan pangan suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor – faktor ketersedian, keterjangkauannya dan pemanfaat, faktor ini masih bermasalah.
Bangsa ini sudah waktunya memiliki grand desain di versifikasi pangan 25 tahun ke depan, lengkap dengan roadmaap pencapain, terlebih jika di kaitan visi indonesia emas 2045.
Every second is change,
Every second is chance.
Do your sevice with integrity,
full heart and full capacity.